Rabu, 05 Agustus 2015

Kelebihan-Kekurangan Alat Kontrasepsi

Karna tingkat kesibukan cukup tinggi (padahal sih males aja), posting di blog kayaknya jadi agenda bulanan :(( Maap yak.

Kali ini mau sharing sedikit ah buat temen-temen yg udah 17 tahun keatas, tentang alat kontrasepsi setau dan sepengalaman gue, kalo mau lebih detail, tanya sama orang yg lebih berpendidikan ya. Alat kontrasepsi yang gue maksud disini adalah untuk merencanakan kehamilan, sehingga tidak terjadi kehamilan diluar perencanaan, yang biasanya justru akan menjadi beban, bukan menimbulkan kebahagiaan. Amit-amit, semoga kalopun diluar rencana, tetep bisa bahagia ya semua, jangan malah jadi terbebani. Karna manusia cuma bisa berencana, tapi Allah yg berkehendak. #saik

Alhamdulillah gue sama Dewa dikaruniai sel sperma dan sel telur yg normal tanpa ada masalah sedikit-pun. Meski kayaknya sperma gue kebanyakan kromosom X hingga punya anak dua-dua-nya cewek. Bisa baca di Program Anak Laki-Laki (Gagal) yang pernah gue tulis deh. Cara-cara yang elu anjurin buat bisa dapet anak cowok udah gue lakuin hampir semuanya, jangan sotoy :D Poin gue bukan disitu. Poin-nya adalah, setiap kami gak pernah pake alat kontrasepsi waktu ML, pasti Dewa hamil. Anugerah yang sangat luar biasa. Adia lahir tepat 9 bulan setelah kami menikah. Carra diketahui keberadaan janin-nya 1 bulan setelah lepas pengaman. Alhamdulillah, itu yang harus kami ucapkan, karna gak semua pasangan seberuntung kami.

Terus kalo gitu gimana? Dengan intensitas ML kami yg cukup tinggi (gak perlu dikasih tau juga, daripada nanti lu pada stres, apalagi suami yg punya istri males. Dan jomblo yg masik nyetok sabun dikamar mandi, dan tissue disamping kasur. Pffftt), kalo gak pake alat kontrasepsi, mungkin hari ini udah punya 3 anak, dan Dewa dalam kondisi hamil anak ke-4, dan profile picture gue di social media akan begini semua taun depan:


Buat yang masih tabu ngomongin mengenai alat kontrasepsi sama siapa, gue coba sharing sedikit deh ya. Mungkin ada yg dianugerahi seperti kami juga, tapi bingung pilih yang mana. Karna menurut gue sama Dewa, kehamilan itu gak main-main, harus direncanakan dengan baik. Tetapi urusan kebutuhan ranjang juga bukan sesuatu yang dapat disepelekan dalam rumah tangga. Bisa menjadi sumber dari suatu perceraian. Istri males-malesan "ngelayanin" suami, suami cari perempuan diluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya, kegep: "Kamu selingkuh dari aku!!". Lah, elu gak mau ngelayanin dengan baik, giliran suami dilayanin diluar, ngomel -_- Atau kebalikannya. Suami cuma mikir gimana biar dia ej*kulasi aja, tapi gak mikirin gimana kenyamanan istri saat dibujuk, saat pemanasan, saat intercourse, hingga dia org*sme. Bahkan kenyamaan setelah selesai, saling berpelukan, cerita, ketawa-tawa. Kalo istri disitu gak nyaman, terus nyari kenyamanan sama pria laen, terus kegep, kita yg ngomel minta cerai -_-Pe'a.

Biar semua-nya bisa berjalan selaras, kehamilan bisa direncanakan, pemenuhan kebutuhan selangkangan jalan terus, gue coba ngasih tau beberapa jenis alat kontrasepsi ya, diantaranya:

1. Spiral.
Yang gue ketahui, ini kayak semacam alat yang diletak-kan didalam v*gina, yang intinya mencegah sel sperma bertemu dengan sel telur. Dihalangin kayak maen galasin.

Kelebihan:
- Pasangan bisa ML seperti biasa, kapan-pun dimana-pun layaknya bulan madu,
- Tidak ada pressure bakal hamil, bebas keluarin didalem,
- Kulit ketemu kulit.

Kekurangan:
- Kayaknya lebih "menderita" di perempuan, karna bagian vital-nya diusik saat pemasangan,
- Ada yang bilang bisa mentok kayak ada dinding didalam v*gina,
- Ada masa kadaluarsa, artinya perempuan lagi yg merasakan kurang nyaman-nya saat alat itu di-refresh.

Risiko Gagal (bisa hamil): <10%

2. Pengaman (kondom).
Yang gue ketahui, bentuknya seperti balon (karet yg tentunya aman saat berada di area vital), dan di pasang ke seluruh bagian p*nis. Dari mulai kepala-nya, sampe secukupnya. Kalo yg ukuran anakonda, palingan gak sampe pangkal, cuma setengah batang udah mentok. *ngangguk-ngangguk sambil liat kedalem celana*

Kelebihan:
- Setelah melalui proses kehamilan-persalinan, perempuan bisa santai gak perlu pasang ini-itu,
- Pria bisa meningkatkan performa lebih lama (karna pengaruh "lapisan" tersebut),
- Bisa bermacam-macam variasi bentuk dan rasa (bergerigi, rasa strawberry).

Kekurangan:
- Harus selalu stok. Kalo gak ada, terus engas, ya harus cari cara lain,
- Gak kulit ketemu kulit, yg mungkin akan mempengaruhi kenikmatan ML,
- Kalo dipake kelamaan, bisa menimbulkan sakit pada dinding v*gina perempuan.

Risiko Gagal (bisa hamil): <10% dengan catatan kondom dengan kualitas bagus.

3. Pil.
Yang gue ketahui, Pil ini menekan hormon apa gitu di tubuh perempuan, sehingga mempersulit sel telur untuk melakukan reproduksi. Cara pake-nya biasa aja kayak minum obat, dan mesti rutin. Jangan ketuker sama pil koplo ya.

Kelebihan:
- Pasangan bisa ML seperti biasa, kapan-pun dimana-pun layaknya bulan madu,
- Tidak ada pressure bakal hamil, bebas keluarin didalem,
- Kulit ketemu kulit.

Kekurangan:
- Semua benda kimia yg masuk kedalam tubuh, pasti mempunyai efek samping,
- Susunan hormon didalam tubuh perempuan bisa terganggu keseimbangan-nya,
- Kemungkinan hamil bisa terjadi apabila dilakukan disaat puncak masa subur.

Risiko Gagal (bisa hamil): 40-50% apabila tidak mengikuti aturan-nya.

4. Suntik.
Yang gue ketahui, sedikit banyak mirip Pil diatas. Cuma bedanya, Pil itu lewat oral (mulut) suntik ya langsung ke badan. Kayaknya sama juga untuk menekan hormon tertentu didalam tubuh perempuan. Pake suntikan beneran ya, bukan suntikan beli di kang maenan depan SD, yg nyemprot aer.

Kelebihan:
- Pasangan bisa ML seperti biasa, kapan-pun dimana-pun layaknya bulan madu,
- Tidak ada pressure bakal hamil, bebas keluarin didalem,
- Kulit ketemu kulit.

Kekurangan:
- Semua benda kimia yg masuk kedalam tubuh, pasti mempunyai efek samping, apalagi disuntik kan sakit,
- Susunan hormon didalam tubuh perempuan bisa terganggu keseimbangan-nya,
- Kemungkinan hamil bisa terjadi apabila dilakukan disaat puncak masa subur.

Risiko Gagal (bisa hamil): 40-50% apabila tidak mengikuti aturan-nya.

5. Berdasarkan Tanggalan.
Yang gue ketahui, siklus haid perempuan itu 28 hari. Sekitar 10-12 hari pertama pembentukan kembali sel telur (dari sejak luruh), 3-4 hari berikutnya sel telur matang, apabila tidak dibuahi maka 3-4 hari berikutnya sel telur bersiap untuk luruh (masa-masa PMS). Terakhir 6-7 hari berikutnya sel telur luruh (ditandai dengan haid). Re-check lagi deh ya info ini. Dengan pengetahuan tersebut, bisa "diakali" kalo mau ML dengan aman tanpa khawatir hamil. JANGAN lakukan saat sel telur matang. Paling aman ya 1-2 hari setelah haid selesai, atau 1-2 hari sebelum waktu haid datang. Jangan pas haid juga, karna berbahaya untuk perempuan bisa terjadi banyak infeksi. Selain bau juga sih darah-nya kan :(

Kelebihan:
- Gak ribet mikirin mau pake alat kontrasepsi apaan,
- Cocok untuk pasangan yg tidak terlalu sering frekuensi ML-nya,
- Kulit ketemu kulit.

Kekurangan:
- Ngitung-nya harus cermat karna banyak faktor yg mempengaruhi menstruasi,
- ML harus sesuai tanggal yg ditetapkan. Kalo engas pas masa subur, ya harus cari cara lain,
- Kemungkinan hamil-nya cukup besar apabila salah perhitungan.

Risiko Gagal (bisa hamil): >50% dengan catatan tidak cermat dalam mengitung siklus.

6. Kelokur Dilokur.
Yang gue ketahui untuk cara ini, saat pria mau ej*kulasi, tidak "nembak" didalam dinding v*gina, tapi diluar. Bisa di perut, dipunggung, atau.. Mmmm.. Mulut??!! Atau.. Mmmm.. Muka??!! CIM? CIF? Silahkan di re-check, ada yg bilang, sel semen (yang keluar dari p*nis saat er*ksi, bentuknya bening lengket) pun sudah cukup untuk bisa membuat perempuan hamil. Tapi menurut gue sih enggak, itu cuma sebagai pelumas alami yang dihasilkan oleh pria. Cuma sel sperma (yg keluar saat ej*kulasi, warnanya putih kayak susu vanila) yg bisa membuahi sel telur. Kecuali ya, kecuali pas lagi ML itu sel sperma sempet keluar sedikit (ej*kulasi yg gak bisa ditahan), tapi si pria tetep bersikeras kalo dia belum "keluar". Boleh di re-check ya, gue gak punya pengetahuan medis disini. Berdasarkan pengalaman aja. Dan #KataTemenGue.

Kelebihan:
- Gak ribet mikirin mau pake alat kontrasepsi apaan,
- Pasangan bisa ML seperti biasa, kapan-pun dimana-pun layaknya bulan madu,
- Cocok untuk pasangan yg suka dengan adrenaline rush.

Kekurangan:
- Gak bisa orga*me bareng,
- Kalo elu edi tansil (ej*kulasi dini tanpa hasil) mending jangan sok-sok-an pake cara ini, kasian pasangan,
- Kemungkinan hamil cukup besar kalo telat cabut, atau pria-nya egois (sok tahan lama padahal udah ej*kulasi dikit)

Risiko Gagal (bisa hamil): >80% kalo pria-nya gak punya kontrol diri yang baik.

Apa lagi ya jenis yang lainnya? Sementara cuma ini doang pilihan yang gue tau. Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan-nya tentu saja.

Kalo mau sharing lebih jauh, gue bikin sedikit sesi tanya-jawab dibawah ini, tentang hal-hal yg temen sering tanyain via japri, tentang alat kontrasepi, semoga bisa jadi masukan buat yang masih bingung mau pilih yang mana...

Temen: "Elu sama Dewa pake alat kontrasepsi apaan Gol?"
Gue: "Kondom"

Temen: "Kenapa milih itu dibandingin sama yg laen?"
Gue: "Kalo spiral, Dewa gak mau anu-nya diusik-usik setelah trauma pas lagi pemeriksaan dalam sebelum melahirkan Adia. Pil/suntik, nanti kalo gak cocok bini gue jadi gembrot atau kulitnya jerawatan, berabe dah. Gak berani tanggalan, karna cukup rancu konsepnya dan gak sesuai sama frekuensi yg kami perlukan untuk "berhubungan". Kelokur dilokur? Gue seneng org*sm bareng, jadi pasti itu bukan pilihan"

Temen: "Ih, emang enak anu lu dilapisin gitu? Kan gak kulit ketemu kulit?"
Gue: "Tetep bisa koq. Kan gue gak ML sama PSK, yg harus pake kondom sejak awal biar gak saling menularkan penyakit. Ini sama istri sendiri. Ya biasa aja dulu, kulit ketemu kulit, kalo dirasa udah mau on the way ke klimaks-nya barengan, baru dipasang. Dan kami dapat mengakhiri sesi tersebut sama-sama bahagia"

Temen: "Tapi kan ribet ya berarti harus stok mulu?"
Gue: "Iya sih itu salah satu kelemahan-nya. Di rumah harus siap sedia. Bahkan kalo traveling bareng sama Adia-Carra pun, pasti bawa itu di tas. Ada risiko mereka ngeliat dan nanya itu apa, tapi gampang-lah cari alasan. Jadi kalo dirumah gak ada stok, atau pas traveling terus engas, tapi gak bawa kondom, ya cari dulu. PR sih. Tapi konsekuensi-lah".

Temen: "Gak ngeri bocor lu emangnya?"
Gue: "So far sih merek D*r*x aman-aman aja gue udah pake selama 13 tahun ini. Eh, 5 tahun maksudnya"

Temen: "Ukuran gimana Gol? Ngaruh gak?"
Gue: "Buat gue sih iya, makanya gue kalo nyari kondom dari Kongo, biar ukuran sesuai sama anakonda"

Pasti banyak juga orang-orang yg anti sama Alat Kontrasepsi, menyalahi kodrat-lah. Atau yg paling sering muncul argumen-nya adalah, melawan takdir. "Kalo ditakdirin punya 10 anak, ya jangan disangkal dong!!", demikian. Ya boleh-boleh aja punya anak banyak, asal tanggung jawab ngurusnya. Karna kan itu titipan Allah. Gak asal ML, sperma-telur ketemu, hamil, melahirkan, terus ngapain? Gak bisa bayarin makan? Gak bisa bayarin sekolah? Gak bisa ngasih tempat berteduh? Hanya mengandalkan "Banyak Anak Banyak Rejeki"???!!!

Atau misalnya karna udah stop punya anak-nya, biar gak jadi lagi, ya sekalian aja gak usah ML. Eh buseeett... Yakin itu para lelaki setuju: "Okeh Sayang, kita gak usah nambah anak lagi ya, jadi kita gak usah ML lagi sampe kamu menopouse, dan aku udah impoten". Boong banget bisa nahan mah.

Jadi, masih mau ML dengan nyaman bersama pasangan, sekaligus merencanakan kehamilan?

Silahkan Pilih Alat Kontrasepsi Sesuai Kesepakatan Bersama.

Yuk kurangi tingkat kelahiran anak-anak yang tidak diinginkan. Diluar sana banyaaaaakk banget kasus aborsi yg dilakukan pasangan bandel yg belom menikah. Jangan ditambahin dengan kita yang sudah menikah, dan dijalur yang benar, tapi belum siap kembali punya anak karna "kecelakaan".

Njir gue nulis gini harusnya dibayar sama BKKBN nih..

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus