Tahun 2011 sebenernya untuk pertamakalinya semua rencana gue berantakan, gak sesuai target. Banyak orang itu bikin target tahunan setiap pergantian tahun (kalender), target kecil maupun target besar. Somehow, gue orangnya tanpa target (kalo gak mau dibilang males nentuinnya), jadi jarang banget gue menulis: Resolusi Saya Ditahun 2012 adalah bermain bareng Steven Gerrard (pasti gak bisa), membawa Liverpool kembali ke Liga Champions (bantu doa aja), atau resolusi lainnya, seperti kebanyakan orang lakuin. Gue orang yg tanpa tujuan hidup?? Enggak juga, karna gue membuat target itu berdasarkan World Cup!! Betul sekali, gue bikinnya target 4 tahunan (semenjak SMA), at least "kontrak" target itu dibikin dari tahun 2002 sampai tahun 2018. Berikut akan sedikit diceritakan mengenai hal tersebut:
1. World Cup 2002, target: Masuk SPMB dan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. World Cup 2006, target: Lulus kuliah, cari uang sendiri, lepas dari duit orang tua.
3. World Cup 2010, target: Udah nikah, udah punya anak.
4. World Cup 2014, target: Nonton di rumah kepunyaan sendiri.
5. World Cup 2018, target: Nonton langsung ke venue bareng keluarga (nanti berlangsung di Rusia).
Dari semua target itu, udah ada 3 target yg jatuh tempo, hasilnya adalah:
1. World Cup 2002, pencapaian: Masuk SPMB, tapi kuliahnya di FE UNPAD.
2. World Cup 2006, pencapaian: Lulus kuliah, tapi belom dapet kerjaan.
3. World Cup 2010, pencapaian: Udah nikah, tapi istri masih hamil.
Alhamdulillah meski meleset, tapi masih tercapai apa yg gue pengen.
Kenapa gue bilang tahun 2011 itu menghancurkan semua target, karna untuk pertamakalinya meleset jauh dari sasaran apa yg sudah dicanangkan. Di tahun 2011 ini, achievement terbesar adalah membeli rumah (patungan sama Dewa). Wuuuiihh.. Terkesan kaya gitu ya..?? KAGAAAAKKK.. Empot-empotan ini bayar cicilan.. (somehow, setiap denger kata cicilan, perut gue langsung mules, kepala kunang-kunang). Semua dana yang kami kumpulkan semenjak menikah, semua keluar untuk bayar Down Payment. Bahkan sampai semua investasi keuangan maupun fisik kayak emas batangan, semua ludes tak tersisa. Menyedihkan. Ada 3 pertimbangan yg kami jadikan dasar, yaitu:
1. Harga rumah meningkat terus dan kami gak begitu yakin penghasilan akan mengikuti naik juga
2. Maksa "nabung". Karna saat masih nomaden, tiap weekend pasti ngabisin duit gak penting.
3. Kebetulan dapet rumah yg harganya cocok.
Alasan 1-2 sudah kami pikirkan semenjak menikah, tinggal dapet momen yg tepat untuk alasan ke 3. Akhirnya datang juga, saat pertama liat rumahnya, kami langsung jatuh cinta. Letak di Kelapa Dua, pinggiran Jakarta Timur-Depok, cukup luas (4+1 kamar, 2+1 kamar mandi), di komplek, ada lapangan bola (ini mah alasan subjektif gue aja), dan dari semua itu, kami tinggal nempatin!! Semua ditinggal oleh sang pemilik terdahulu tempat tidur, AC, home theatre, TV LCD, reclining seat (best spot nih kalo ART lagi libur), sofa, meja-kursi makan, lemari, dll. Jadi tinggal masuk plus beli kulkas-mesin cuci-dispenser-rice cooker. COCOK untuk pasangan pemalas seperti kami (kebayang harus beli semua perlengkapan rumah, nyewa orang buat angka2 barang, aduh, males, mana pindahan pas Lebaran, pasti semua toko tutup, semua orang lagi liburan, ribetnyaaa). Bakal empot-empotan bayar cicilan (OMG, bentar perut gue mules), tapi worth it, believe me.
Berantakan semua target gue, tapi alhamdulillah berantakannya lebih cepet, bukan lebih lama. Untuk World Cup 2014 gue udah bisa nonton dirumah sendiri, bahkan Euro 2012 (ngapa bola mulu sih ini patokannya).
Beberapa temen ada yg bilang: "targetnya dicepetin aja Gol, yg tadinya nonton langsung di Rusia 2018, dijadiin nonton langsung di Brazil 2014.". Gue cuma bilang "Cicilan dulu woy ini beresin!!".
Alhamdulillah ya Allah banyak berkah di tahun kalender 2011 yg gak bisa gue sebutin satu-satu..
Bye-bye 2011, please welcome 2012!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar